KENDARI-Desa harus terus didorong menjadi kantong-kantong pertumbuhan. Untuk mendukung hal tersebut, peningkatan kapasitas sumber daya di perdesaan menjadi perhatian khusus. Hal tersebut disampaikan oleh Staf Ahli Menteri bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Lili Romli, saat membuka Focused Group Discussion (FGD) Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides), di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (05/10).

“Kementerian mengharapkan peran dari perguruan tinggi untuk mendukung dan membantu pendampingan kepada masyarakat desa. Karenanya perlu ada perencanaan serta kerjasama dan integrasi program antar perguruan tinggi. Sinergi itu nantinya akan diselaraskan dengan program kementerian,” ujarnya

Lili menambahkan, Kemendes PDTT saat ini fokus pada tiga hal. Pertama adalah pengawalan dana desa . Dana desa sedang dikembangkan agar setiap desa dapat mengaplikasikan konsep satu desa satu produk. Kedua, pemerintah sedang mendorong wilayah kawasan perdesaan menerapkan konsep agriculture dan aquaculture estate. Ketiga adalah pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes dinilai penting untuk menjadi lembaga perekonomian desa yang dapat meningkatkan kesejahteraan desa.

Rektor Universitas Halu Oleo Kendari, Usman Rianse mengatakan, terdapat tiga hal yang juga harus diperhatikan dalam meningkatkan kesejahteraan desa, yakni penguatan tanggungjawab aparat desa, pembagian peran, dan aturan main atau regulasi yang diterapkan.

“Kita harus gali kearifan masyarakat desa. Lantas harus dijalin kerjasama, namun juga perlu integritas sebagai bentuk komitmen masyarakat desa. Perlu perencanaan program dan pengembangan sumber daya yang kuat,” ujar Usman.

Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Forum Pertides, Budi Sulistianto mengatakan, FGD ini bertujuan untuk menyusun action plan Forum Pertides di tahun 2017 mendatang. Selain merumuskan program, FGD juga diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah konkret untuk kesejahteraan masyarakat. Program yang dirumuskan juga harus mampu dieksekusi di masyarakat.

“Target konkretnya adalah setiap Perguruan Tinggi memiliki tiga sampai lima desa binaan. Perguruan tinggi juga harus menajamkan sinergi dengan kementerian agar ada grand design untuk membuat haluan dasar pembangunan desa,” ujar Budi yang juga merupakan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung.  

Diskusi ini merupakan seri kedua FGD Forum Pertides dengan dua topik, yakni kerjasama dan integrasi program serta perencanaan dan pengembangan sumber daya. FGD ketiga akan dilaksanakan di Universitas Gadjah Mada dengan topik utama Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan KKN pada November mendatang. Sebelumnya, FGD pertama degan topik teknologi tepat guna berlangsung di UPN Veteran Jawa Timur pada Agustus lalu.

 

Kendari, 05 Oktober 2016