JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) kini tengah mempersiapkan koperasi untuk dijadikan Holding BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Koperasi tersebut diberi nama ‘De-Apik’ yang dikelola langsung oleh Kementerian.

“Koperasi ini asasnya gotong-royong,. Ada iurannya, gaji saya sekian per bulan akan dialokasikan untuk koperasi. Kalau koperasi sukses akan dijadikan holding untuk BUMDes. Kalau koperasi ini potensinya besar,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Sandjojo.

Menteri Eko mengatakan, Kemendes PDTT dimandatkan untuk mengentaskan kemiskinan sehingga diperlukan dedikasi tinggi. Adapun berdirinya koperasi tersebut, selain direncanakan untuk menjadi holding BUMDes juga untuk meningkatkan kesejahteraan para pegawai Kemendes PDTT.

“Kita sudah ada MoU dengan Kementerian Koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah). Holding-nya bisa lebih bagus jika BUMDes membentuk koperasi untuk holding-nya. Yang memiliki bukan masyarakat tapi BUMDes. Setiap kali Tiap kali Kunjungan Kerja selalu didampingi bank-bank BUMN. Kita mantapkan holding BUMDes,” ujarnya.

Di sisi lain Sekjen Kemendes PDTT, Anwar Sanusi mengatakan, inisiatif untuk mendirikan koperasi tersebut berawal dari keinginan Menteri untuk bersama-sama meningkatkan kesejahteraan terutama pegawai. “Kenapa disebut De-Apik Nusantara. ‘De’ merupakan gambaran desa. APIK merupakan nilai-nilai yang terdiri dari akuntabilitas, profesional, integritas dan kebersamaan. Tentang Koperasi, mengutip kata-kata dari bapak koperasi Indoneaia Bung Hatta, Indonesia akan terang bukan karena obor tapi karena lilin-lilin di seluruh nusantara dan itu adalah desa,” ujarnya.


Untuk diketahui, Koperasi De-Apik dikelola oleh Kemendes PDTT yang diketuai oleh Fajar Tri Suprapto. Sekretaris Jajang Abdullah, Bendahara Ekatmawati, Pengawas Eko Bambang, dan anggota yang merupakan pegawai Kemendes PDTT.